Minggu, 25 November 2018

Penggunaan Antibiotik yang Tepat



Penggunaan Antibiotik yang Tepat

Oleh: Dwi Ismayati, S.Farm., Apt.
#TanyaObat #TanyaApoteker

Assalamualaikum health people. Kembali lagi dengan saya Apoteker Dwi. Pada tulisan sebelumnya, saya telah menjelaskan tentang Bahaya Minum Antibiotik ‘Sembarangan’. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas topik: Penggunaan antibiotik yang tepat. Lalu, bagaimana penggunaan antibiotik yang tepat?

Saya pernah beberapa kali melakukan konseling kepada pasien terkait antibiotik. Kebanyakan pasien mengonsumsi antibiotik tidak sampai habis. Pasien menghentikan treatment antibiotik tersebut dengan alasan karena sudah sembuh, karena khawatir efek samping jika terus menerus minum obat, dan karena takut kelebihan dosis.

Alasan tersebut terdengar masuk akal. Untuk obat-obat lain selain antibiotik, penghentian obat secara langsung dengan alasan sudah sembuh dan khawatir efek samping memang bisa diterapkan, tetapi TIDAK untuk antibiotik. Kenapa?

1.      Berhenti minum antibiotik mendadak karena merasa sudah sembuh, padahal belum sembuh รจ menyebabkan Resistensi.
Jika sedang  diberikan treatment antibiotik, maka WAJIB dihabiskan (bukan dihabiskan dalam sekali minum ya, tapi dihabiskan sesuai dosis dari petunjuk Dokter dan Apoteker).

Misalnya ketika pasien diberikan treatment antibiotik amoksisilin dengan dosis 500mg, 3 kali sehari sebanyak 10 tablet. Maka antibiotik harus dihabiskan selama 3 hari, dengan mengonsumsi 3 tablet per hari.  Dalam sehari harus diberi jeda waktu pemberian obat. Untuk lebih mudahnya, dalam sehari ada 24 jam. Lalu dibagi 3 sama dengan 8 jam. Maka dalam waktu kurang lebih setiap 8 jam harus meminum antibiotik. Misalnya jam 6 pagi, jam 2 siang dan jam 10 malam. Pemberian antibiotik sebisa mungkin harus tepat waktu untuk mengoptimalkan kerja obat dan meminimalisir terjadinya antibiotik.

Walaupun misalnya selama 2 hari mengonsumsi antibiotik pasien sudah merasa sembuh, antibiotik harus tetap diminum sampai habis selama 3 hari. Karena sebenarnya selama pemberian antibiotik selama 2 hari tersebut semua bakteri belum mati total. Bakteri hanya ‘tertidur’ yang menyebabkan pasien akan terlihat membaik. Bakteri yang ‘tertidur’ tadi bisa bermutasi dan membuat koloni bakteri baru untuk ‘melawan’ antibiotik. Bakteri yang sudah bermutasi gen tersebut akan kebal terhadap antibiotik yang sama. Sehingga apabila pasien sakit lagi dan diberikan dengan antibiotik yang sama, maka tidak akan berefek.

Begitupula jika 2 kali sehari, maka setiap 12 jam usahakan untuk meminum obat. Jika 1 kali sehari maka setiap 24 jam obat diminum dengan jam yang sama.

2.      Khawatir efek samping?
Beberapa pasien menghentikan treatment antibiotik ketika merasa sudah sembuh meskipun antibiotik belum habis dikarenakan khawatir terhadap efek samping. Padahal ketika sudah resistensi terhadap satu antibiotik, tubuh akan kebal. Minum antibiotik yang sama lagi tidak akan mempan. Semakin lama, kita harus meminum antibiotik yang lebih keras lagi efek nya. Sehingga harus menggunakan antibiotik yang lebih ‘kuat’. Kita tahu bahwa semakin kuat atau semakin keras obat, maka akan semakin kuat pula efek samping yang akan timbul.

3.      Takut kelebihan dosis
Dalam memberikan obat kepada pasien, tentunya dokter dan apoteker telah memperhitungan dosis lazim yang akan dikonsumsi oleh pasien. Ahli kesehatan telah mempertimbangkan dosis minimal dan dosis maksimal dalam mengonsumsi obat perhari dan dosis sekali minum. Karena itu, jika memang khawatir terhadap dosis, bisa konsultasikan lagi dengan Apoteker apakah dosis memang sudah tepat agar lebih yakin dalam mengonsumsi obat.

Yang perlu ditekankan adalah, tidak semua sakit harus minum antibiotik. Misalnya flu, kebanyakan flu disebabkan oleh virus, bukan bakteri. Sedangkan antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri. Sehingga pengobatannya ‘gak nyambung’. Sehingga ketika akan mengonsumsi antibiotik harus dengan pengawasan dokter dan apoteker, apakah memang sakit tersebut harus menggunakan antibiotik atau tidak.

Dengan adanya tulisan ini, semoga dapat bermanfaat dan kita bisa bersama sama saling mengingatkan tentang penggunaan antibiotik yang tepat, agar penggunaan obat dapat lebih diperhatikan.

Jadi, kapan antibiotik itu diperlukan dan bagaimana penggunaannya? Konsultasikan kepada Dokter dan Tanya Apoteker.

Semoga informasi ini bermanfaat.
Salam sehat sejahtera.
Tanya Obat, Tanya Apoteker.
Wassalamualaikum wr. wb


Rabu, 21 November 2018

Bahaya Minum Antibiotik


Bahaya Minum Antibiotik

Oleh: Dwi Ismayati, S.Farm., Apt.
#TanyaObat #TanyaApoteker

Assalamualaikum health people. Perkenalkan saya Apoteker Dwi. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas topik: Bahaya Minum Antibiotik ‘Sembarangan’.

Kenapa Antibiotik tidak boleh diminum sembarangan?

Nah, saya pernah ‘jaga’ sebuah apotek swasta di Lampung selama beberapa hari. Ketika itu saya beberapa kali mendapatkan pasien yang datang ke Apotek untuk membeli antibiotik. Mereka biasanya sudah membawa contoh antibiotik dan ingin membeli lagi antibotik yang sama. Antibiotik yang paling sering dibeli oleh pasien adalah Golongan penisilin seperti amoksisilin. Jadi ada pasien yang radang tenggorokan, pilek, atau batuk. Selain itu juga ada pasien yang membeli antibiotik dengan golongan yang lebih ‘tinggi’ seperti Supertetra (tetrasiklin). Sedihnya lagi, pasien tersebut tidak mengetahui bahwa obat yang dibeli tersebut adalah antibiotik.

Jujur hati nurani saya tidak ingin menjual antibiotik secara secara sembarang dan tanpa resep dokter. Tetapi jika saya bersikap idealis dengan tidak menjual antibiotik, Apotek tersebut mungkin akan mengalami kerugian dan pasien tersebut akan kapok membeli obat di Apotek sama.

Mungkin saja pasien tersebut akan bercerita kepada orang lain dan memengaruhi orang lain untuk tidak membeli obat di Apotek tersebut sehingga berefek pelanggan lainnya. Ketika Apotek A tidak mau menjual Antibiotik, mungkin saja Apotek B, Apotek C dan Apotek lainnya di kota yang sama masih menjual antibiotik secara bebas. (Ini merupakan salah satu PR besar seorang Farmasis antara memikirkan  omset penjualan dari segi bisnis dan dari segi hati nurani untuk mengaplikasikan ilmu dalam dunia kesehatan).

Ketika itu saya bukan lah karyawan di Apotek tersebut dan saya hanya orang asing yang kebetulan ikut sepupu saya yang bekerja disana. Sehingga saya pun tidak memiliki hak untuk melarang pasien membeli obat. Pada akhirnya saya memberikan antibiotik kepada pasien, tetapi sekaligus memberikan edukasi kepada pasien terkait antibiotik yang dibelinya.

Ketika saya memberikan edukasi mengenai antibiotik supertetra, bagaimana cara minum obat yang tepat dan antibiotik tersebut harus dihabiskan, pasien tersebut justru menjawab:
“Loh, antibiotik? Mana antibiotik nya? Memangnya obat ini mengandung antibiotik?”

Wah, dari pertanyaan pasien ini saja sudah jelas bahwa kurangnya edukasi kepada masyarakat mengenai antibiotik. Bahkan pasien tersebut membeli obat untuk dirinya tetapi tidak mengetahui obat apa yang sebenarnya dibeli nya dan tidak tahu bagaimana bahaya nya obat tersebut jika dikonsumsi secara sembarangan.

Penjualan antibiotik di Indonesia memang masih belum tertib dan mudah sekali membeli antibiotik tanpa resep dokter. Tidak hanya di Lampung, di kota-kota besar seperti Jakarta sekalipun penjualan antibiotik masih sangat mudah. Karena jika misalnya Apotek A tidak menjual antibiotik, tetapi Apotek B, Apotetk C dan Apotek lainnya di kota yang sama masih menjual antibiotik. Secara bisnis, kemungkinan ini akan merugikan Apotek A. Untuk wilayah Indonesia, hanya di Kota Yogyakarta yang sudah tertib untuk tidak menjual Antibiotik tanpa resep dokter (sudah ada dipenjelasan pada tulisan di blog saya sebelumnya, seluruh Apotek di Jogja sepakat untuk tidak menjual antibiotik tanpa resesp dokter). *CMIIW. Mohon info nya jika sudah ada kota lain di Indonesia yang juga sudah menertibkan penjualan antibiotik harus menggunakan resep dokter.

Nah, jadi kenapa Antibiotik itu tidak boleh diminum sembarangan?

1.      Alergi
Yang pertama ditakukan adalah, kita tidak tahu adanya reaksi alregi atau tidak. Biasanya ketika berobat ke dokter, dokter akan menanyakan ada alergi obat atau tidak, ada alergi makanan atau tidak. Jika memilik alergi, maka alergi makanan apa atau alergi obat apa. Terutama untuk antibiotik golongan penisilin, sangat banyak pasien yang hipersensitif (alergi) terhadap antibiotik golongan tersebut.

Ketika mengonsumsi antibiotik tanpa pengawasan Dokter/Apoteker ataupun tanpa konsultasi sebelumnya, dan ternyata memiliki alergi, mungkin bibir akan bengkak, atau muncul reaksi alergi gatal-gatal. Dan pasien tidak tahu bahwa itu adalah efek dari alergi obat, kemudian pasien mengonsumsi antibiotik tersebut dan diteruskan, akhirnya alergi tersebut akan bertambah parah.

2.      Flora Normal di dalam usus bisa menjadi ‘tidak normal’
Flora normal artinya terdapat berbagai macam mikroorganisme seperti bakteri dan fungi yang merupakan ‘penghuni tetap’ dari bagian tubuh tertentu khususnya pada kulit, usus besar dan vagina. Di dalam usus besar kita, adanya flora normal yang artinya terdapat bakteri baik. Jadi ketika kita mengonsumsi antibiotik, maka bakteri baik juga akan ikut mati. Bakteri baik dapat membantu usus besar untuk bekerja dengan baik, fungsi nya dengan baik karena adanya flora normal. Jika bakteri baik itu mati, maka bisa terjadi pertumbuhan jamur disana, akan ada bakteri jahat nantinya. Bahkan tubuh akan menjadi drop. Itulah kenapa perlu nya pengawasan dokter dan Apoteker dalam mengonsumsi antibiotik.

Pada beberapa kasus pasien yang diberikan treatment antibiotik, dokter/apoteker juga memberikan tambahan probiotik untuk mengembalikan flora normal di dalam usus.

Probiotik sebenarnya adalah mikroorganisme hidup atau bakteri baik yang secara natural ada di dalam usus. Kultur baik ini membantu menyeimbangkan flora di usus. Seperti namanya, ‘anti-biotik’ -ketika mengonsumsi antibiotik, tidak hanya bakteri jahat saja yang mati, tetapi juga bakteri baik juga akan ikut mati. Itulah kenapa ketika mengonsumsi antibiotik bisa diiringi dengan mengonsumsi probiotik.

3.      Resistensi
Ketika mengonsumsi antibiotik secara sembarangan, dikhawatirkan bakteri akan menjadi resisten. Resistensi antibiotik adalah keadaan dimana kuman atau bakteri tidak dapat lagi dibunuh dengan menggunakan antibiotik. Pada saat antibiotik diberikan, sejumlah bakteri akan mati. Tapi kemudian terjadi mutasi gen bakteri sehingga ia dapat bertahan dari serangan antibiotik tersebut. Bakteri yang tidak bisa bertahan dari serangan antibiotik akan mati, tetapi bakteri yang mengalami mutasi akan bertahan dan hidup. Bakteri ini lalu membelah dengan cepat dan terbentuklah jutaan koloni bakteri yang mampu melawan antibiotik tersebut. Apabila bakteri tersebut menginfeksi individu lain, maka antibiotik tersebut tidak akan mampu mengatasi infeksi tersebut. Semakin sering antibiotik digunakan, semakin cepat resistensi timbul.

Ketika sudah resistensi terhadap satu antibiotik, tubuh akan kebal. Minum antibiotik yang sama lagi tidak akan mempan. Semakin lama, kita harus meminum antibiotik yang lebih keras lagi efek nya. Jadi, sebaiknya jangan  mengonsumsi antibiotik sembarangan.

Sekali lagi, tidak semua sakit membutuhkan antibiotik. Misalnya pilek atau flu. Sebagian besar flu/pilek itu disebabkan oleh virus, bukan bakteri. Sehingga treatment nya bukan menggunakan antibiotik. Kita memiliki sistem daya tahan tubuh atau sistem imun yang bisa melawan virus/bakteri. Ketika sakit, cukup beristirahat, jangan terlalu stress, makan makanan yang bergizi dan vitamin. Maka tubuh akan lebih cepat pulih ketika sistem imun kita semakin membaik.

Seperti yang sudah saya katakan, antibiotik di Indonesia masih dijual bebas, bahkan sangat bebas. Kita tidak bisa menyalahkan orang lain karena hal ini. Kita tidak bisa menyalahkan pasien yang meminum antibiotik dengan sembarangan. Begitu pula kita tidak bisa serta merta menyalahkan petugas Apotek yang masih menjual antibiotik tanpa resep dokter.

Dengan adanya tulisan ini, semoga dapat bermanfaat dan kita bisa bersama sama untuk saling mengingatkan bagaimana bahaya nya minum antibiotik secara sembarang, agar penggunaan obat dapat lebih diperhatikan.

Jadi, kapan antibiotik itu diperlukan? Konsultasikan kepada Dokter dan Tanya Apoteker.

Semoga informasi ini bermanfaat.
Salam sehat sejahtera.
Tanya Obat, Tanya Apoteker.
Wassalamualaikum wr. wb


Senin, 19 November 2018

Fenomena TKP tentang nilai ambang batas SKD pada pengadaaan CPNS 2018.


*Hanya sebuah opini pribadi*
Oleh Dwi Ismayati

Fenomena TKP tentang nilai ambang batas SKD
pada pengadaaan CPNS 2018.

Banyak pelamar CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) 2018  yang tak memenuhi passing grade atau nilai ambang batas pada pelaksanaan ujian Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). TKP (Tes Karakteristik Pribadi) disebut-sebut menjadi yang tersulit dalam SKD CPNS tahun ini. Passing grade untuk TKP memang memiliki nilai ambang batas minimal yang paling tinggi daripada TWK dan TIU. Saya sendiri merupakan salah satu pelamar CPNS yang gagal pada ujian SKD dikarenakan nilai TKP yang tidak mencapai nilai ambang batas, meskipun nilai Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dan Tes Intelegensi Umum (TIU) sudah lolos. Hanya kurang satu poin saja pada nilai TKP, maka tetap dianggap tidak lolos. Artinya semua passing grade TWK, TIU dan TKP harus dipenuhi passing grade-nya untuk lulus tahap SKD agar bisa lanjut ke tahap SKB (Seleksi Kompetensi Bidang).

TKP merupakan salah satu rangkaian tes yang penting. Pada uji TKP ini, peserta diberikan soal yang didalamnya mengandung soal cerita bagaimana cara menghadapi masalah / persoalan yang ada, dan bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut dengan tujuan untuk menilai karateristik pribadi seseorang. Pada uji TKP ini tidak ada jawaban yang pasti atau tidak ada jawaban yang salah seperti pada tes TWK dan TIU. Jawaban yang paling sesuai akan mendapatkan poin 5 dan jawaban yang paling kurang sesuai mendapatkan poin 1 dari kelima pilihan jawaban multiple choice.

Saya pernah mengikuti pelatihan wawancara profesional memasuki dunia kerja yang diberikan oleh beberapa orang Psikolog profesional di Yogyakarta. Pelatihan tersebut memberikan berbagai tips dan praktek langsung menghadapi wawancara kerja, salah satu nya mengenai bagaimana cara menjawab pertanyaan terkait karakteristik pribadi seseorang.

Misalnya, ketika pewawancara bertanya:
“Bagaimana sikap anda jika anda adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan. Pada suatu hari anda sedang memiliki banyak tugas urgent yang harus diselesaikan pada hari itu juga. Pekerjaan tersebut sangat penting. Pada saat bersamaan, anda mendapatkan kabar bahwa anak anda sedang sakit dan mengalami demam tinggi. Apa yang akan anda lakukan?”

Berdasarkan pertanyaan tersebut, jawaban bisa bervariasi. Dan memang tidak ada jawaban yang salah.

Anda bisa menjawab:
“Saya memilih untuk tetap mengerjakan pekerjaan saya, karena bagi saya bekerja harus bertanggungjawab dan profesional, tidak boleh mencampur adukan masalah pribadi dengan pekerjaan. Saya memiliki loyalitas yang tinggi dalam bekerja, tekun dan ulet. Saya bekerja keras untuk anak-anak saya. Bagi saya, anak-anak saya sangat penting, begitu pula dengan pekerjaan juga penting, karena saya bekerja pun untuk menafkahi anak anak saya. Saya bisa menitipkan anak saya dengan neneknya (Ibu saya). Dalam kasus ini, saya akan menyelesaikan tugas saya dengan segera agar dapat segera pulang untuk merawat anak saya yang sedang sakit.”

Atau Anda juga bisa menjawab:
“Saya akan memilih untuk pulang dan merawat anak saya yang sedang sakit. Karena bagi saya, anak adalah nomor satu dan segala nya bagi saya. Meskipun begitu, saya tidak akan serta merta meninggalkan  tanggungjawab saya di kantor. Saya akan meminta tolong kepada rekan kerja saya untuk menangani pekerjaan saya sementara waktu jika itu memang benar-benar penting. Setelah melihat kondisi anak saya, dan jika memungkinkan saya akan segera kembali ke kantor dan mengerjakan tugas dan tanggungjawab saya.”

Dari kedua jawaban tersebut, tidak ada yang bisa disalahkan. Meskipun kedua jawaban tersebut sangat bertolak belakang. Tergantung bagaimana seseorang menyikapi masalah tersebut.

Dari pelatihan yang saya dapat dalam menghadapi wawancara profesional, saya belajar bahwa setiap orang memiliki karakteristik-nya masing-masing. Memiliki pola pikir yang tidak harus sama.

Lalu sebenarnya, karakteristik pribadi seperti apa yang dianggap paling benar?
Apakah kita harus memiliki karakter yang sama untuk menjadi seorang karyawan?

Terdapat banyak sekali tipe kepribadian menurut beberapa ahli. Tipe kepribadian manusia dalam Psikologi pertama kali digaungkan oleh Hippocrates. Beliau memiliki pandangan bahwa alam semesta terdiri dari empat unsur (kering, basah, dingin dan panas).

Dari keempat hal ini diyakini juga terdapat dalam diri manusia. Kemudian pendapat ini dikembangkan oleh Galenus yang mengemukakan adanya dominasi salah satu cairan diatas akan menyebabkan kepribadian yang khas pada diri seseorang. Beliau kemudian mengklasifikasikan kepribadian manusia berdasarkan aspek temperamen dengan penjelasan:

Koleris
Melankolis
Plegmatis
Sanguinis
Kekuatan:
- Berjiwa leadership / pemimpin
Memiliki tujuan yang fokus, selalu produktif dan dinamis
- Suka kebebasan dan akan selalu bekerja keras selama hidupnya
- Bebas dan mandiri
-Berani menghadapi tantangan dan masalah
- Membuat dan menentukan tujuan
- Unggul dalam keadaan darurat
- Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
- Suka tantangan
- Biasanya benar dan punya visi ke depan
-  Tidak begitu butuh teman
Berkemauan keras, tegas, dominan

Kelemahan:
-   Tidak sabar, cepat marah
-   Tidak suka sepele, bertele-tele / terlalu rinci
-   Terlalu kaku dan kuat/keras
Menyukai kontroversi/ pertengkaran
-   Suka memerintah
-   Tidak mudah mengalah
-   Mudah emosi, keras kepala
-Cenderung ceroboh, tergesa-gesa
- Sarkas dan dingin
-Sulit mengakui kesalahan dan sulit minta maaf
-Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain

Kekuatan:
-   Analistis, mendalam, dan penuh pikiran
-   Suka memerhatikan orang lain
-   Perfeksionis, standar tinggi, sensitif, hemat
-   Tidak suka menjadi perhatian
-   Serius dan bertujuan
-   Melihat masalah dan mencari solusi
-   Artistik, musikal, kreatif
-   Rela berkorban, idealis
-   Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
-   Berteman dengan hati-hati
-   Puas dibalik layar
-   Senang perician, tekun, serba tertib, teratur (rapi)

Kelemahan:
-   Kurang bisa menyuarakan opini
-   Melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
-   Mengingat yang negatif dan pendendam
-   Fokus pada cara atau proses daripada tujuan
-   Tertekan pada situasi tidak sempurna / berubah – ubah
-   Terlalu banyak waktu menganalisa dan rencana
-   Hidup berdasarkan definisi
-   Memerlukan persetujuan
-   Tukang kritik tetapi sensitif jika dikritik
-   Skeptis terhadap pujian (curiga jika dipuji)
-   Pilih-pilih /sulit sosialisasi

Kekuatan:
-      Cinta damai, netral, pendengar yang baik, selera humor yang baik
-      Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
-      Emosi stabil, sabar, seimbang, dapat diandalkan
-   Simpatik dan baik hati (suka menyembunyikan emosi)
-     Kuat dibidang administrasi dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
-      Sistematis, efisien, objektif
-   Meyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
-      Berbelas kasihan dan peduli
-      Mudah diajak rukun / damai
- Tidak banyak bicara tapi cenderung bijaksana
-      Penengah masalah yg baik
-      Baik di bawah tekanan
-      Tidak mudah dipengaruhi

Kelemahan:
- Kurang antusias terutama terhadap perubahan
-      Humor kering dan sarkas
-      Tidak tegas, sulit bergerak
-      Penakut, suka khawatir
-      Tidak suka dipaksa
- Menunda-nunda/ menggantungkan masalah
-    Kurang berorientasi pada tujuan
-      Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
-      Terlalu pemalu dan pendiam
- Menghindari konflik dan tanggungjawab
-      Tidak senang didesak-desak

Kekuatan:
- Berhati tulus, kekanak-anakan, mudah bergaul, suka bicara, suka berkumpul
- Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
- Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
-Menyenangkan dan dicemburui orang lain
- Mudah memaafkan (tidak menyimpan dendam)
-   Mudah mengikuti kelompok
-  Ramah, rensponsive, antusias, ekspresif.
-   Dapat mencairkan suasana
-   Menyukai hal-hal spontan
-   Ceria, penuh rasa ingin tahu
-   Hidup dimasa sekarang
- Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
-  Umumnya hebat dipermukaan
-  Mudah berteman dan menyukai orang lain

Kelemahan:
- Kurang disiplin, suka terlambat, egois, pelupa
-   Membesar-besarkan hal kecil
-   Sulit fokus (mudah berubah-ubah)
-   Mendominasi percakapan
-   Mudah dikendalikan keadaan
-Sering mengambil permasalahan orang lain seolah-olah permasalahannya
-   Sering mengulang cerita yang sama, susah diam
- Suara dan tertawa keras (bahkan terlalu keras)


Sedangkan menurut Florence Littauer dalam bukunya personality plus menjelaskan penjabaran mendetail tentang kepribadian manusia berdasarkan kategori terori Hippocrates dan Galenus. Bahwa seseorang berpeluang memiliki kepribadian campuran sebagai berikut:
-          Campuran Alami: Sanguinis-Koleris dan Melankolis-Plegmatis
-          Campuran Pelengkap: Koleris-Melankolis dan Sanguinis-Plegmatis
-          Campuran Berlawanan: Sanguinis-Melankolis dann Koleris-Plegmatis

Psikolog asal Swiss – Carl Gustav, menggolongkan kepribadian manusia berdasarkan sikap natural individual mereka yang secara umum dibagi ke dalam tiga golongan: Introvert, Ekstrovert dan Ambivert.

Introvert
Ekstrovert
Ambivert
Sikap individu dengan pandangan subjekif dalam setiap memahami dan memandang kehidupan. Sehingga dalam kenyataannya, tipikan manusia yang memiliki karakter ini lebih suka bekerja sendiri.

Tampak pendiam karena menyukai suasana tenang dan selalu berfikir ke dalam diri (reflektif).

Menggambarkan kepribadian yang selalu berfikir secara analitis dan mendalam.
Ekstrovert merupakan inversi dari kepribadian introvert. Menyukai hal hal yang melibatkan orang lain. Menyukai berada dalam komunitas dan aktivitas sosial.

Individu ini biasa dikenal dengan pribadi yang supel dan komunikatif. Membuka diri dan mudah bercerita kepada orang lain.

Mudah beradaptasi.
Ambivert adalah gabungan antara karakter introvert dan ekstrovert.

Pribadi ini sering disalahpahami sebagai orang yang mudah sekali berubah-ubah (pendiriannya).

Orang ambivert akan terlihat nyaman dengan keramaian, namun juga dapat menemukan kesenangan dalam kesendiriannya

Terkadang tampil menjadi orang yang banyak bicara dan dilain waktu menunjukkan sikap pendiam

Selain itu, menurut John L. Holland, tipe kepribadian manusia dalam Psikologi dengan menilai aspek pemilihan pekerjaan. Sebuah pekerjaan yang diambil merupakan interaksi antara faktor bawaan  (heredias) dengan faktor budaya, lingkungan sosial, keluarga.

1.      Tipe realistik
2.      Tipe intelektual atau investigative
3.      Tipe sosial
4.      Tipe konvensional
5.      Tipe wirausaha atau Entreprising
6.      Tipe artistik

Dan masih ada beberapa pengelompokan maupun definisi kepribadian seseorang menurut para ahli lainnya.

Dari penjelasan mengenai kepribadian secara umum diatas, tidak ada kepribadian yang lebih bagus atau lebih jelek, sebab masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan.

Lalu, kenapa TKP itu dianggap sulit? Mungkin karena kita kurang memahami bagaimana menjawab pertanyaan / menyikapi suatu keadaan yang dimisalkan pada soal TKP tersebut.

Lalu bagaimana juga strategi menghadapi soal TKP?
Badan Kepegawaian Negara (BKN) di akun Twitternya, kembali membagikan kiat bagaimana caranya agar lulus TKP.
“Sebagai mastr of TKP, rahasianya adalah #SobatBKKN harus punya mindset ‘sudah jadi PNS’. Dengan mindset itu, 35 soal TKP akan dilahap dengan mudah” (13/11/2018).

Selain itu BKN juga menambahkan BKN pernah membocorkan kiat mengerjakan soal TKP di akun twitter @BKNgoid,  yakni yang terpenting adalah menjadi diri sendiri, realistis dan membuktikan diri sebagai pegawai sipil yangn lebih baik.

“Be yourself, be realistic. Prove yourself as the better civil servant”.

Selamat untuk teman-teman yang sudah lulus tahap SKD dan semangat untuk ke tahap tes selanjut. Untuk teman-teman yang belum lulus tahap SKD juga tetap semangat. Insyaallah semua adalah yang terbaik.

*Mohon maaf jika dalam menjabarkan beberapa teori ada yang salah. Hanya sebuah opini pribadi dengan sedikit literatur karena tangan ‘gatel’ ingin ikut berkomentar terkait TKP karena masih menjadi perbincangan hangat dan karena hal ini juga kepribadian saya jadi menjadi bahasan -_-
CMIIW.