Rabu, 26 Februari 2020

Perbedaan Apoteker dan Farmasi


Banyak adik-adik yang cerita ke aku, katanya setelah lulus SMA disuruh ambil jurusan Apoteker aja, katanya enak, prospek kerja bagus, gampang.

Tapi, Apoteker itu apa sih kak?

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2009:
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Jadi, untuk adik-adik yang baru lulus SMA, gak bisa ya langsung ambil jurusan Apoteker. Tahapannya adalah harus ambil jurusan Sarjana Farmasi dulu. Setelah lulus menjadi sarjana farmasi, baru lah bisa lanjut kuliah lagi ambil jurusan Apoteker.

Untuk menjadi apoteker, seorang sarjana Farmasi (S.Farm) harus mengambil sekolah profesi apoteker lagi selama 1 tahun. Setelah itu barulah bisa menjadi apoteker dengan titel (Apt).

Tapi, Apoteker itu bukan S2 yaa. Jurusan S2 farmasi nanti beda lagi. Apoteker itu adalah sebuah profesi professional.

Nah, untuk lanjut kuliah jurusan Apoteker, kita wajib sudah lulus Sarjana Farmasi ya. Untuk temen-temen yang lulusan selain sarjana farmasi gak bisa lanjut kuliah Apoteker.

Tapi, untuk lanjut S2 Farmasi, ada yang boleh dari jurusan selain farmasi, dan ada yang harus lulusan farmasi.

Misalnya di Universitas Ahmad Dahlan: S2 Farmasi dibagi menjadi 2 minat.

S2 Farmasi Minat Pengembangan Obat dan  Kosmetika Alami, boleh dari lulusan Sarjana S1 dari bidang ilmu yang sebidang (Farmasi, MIPA Kimia, BIologi, Pertanian, Teknologi Pertanian).

S2 Farmasi Minat Farmasi Klinik, harus Apoteker atau Sarjana farmasi yang sedang mengambil program apoteker.

Selain itu, ada lagi yang cerita nih. “Kak, setelah lulus SMA aku pingin ambil jurusan farmasi. Tapi gak boleh sama orang tua aku. Katanya, farmasi itu setara dengan SMA. Masa aku yang udah lulus SMA, malah baru mau ambil farmasi.”

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2009:
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.

Yang dimaksud setara dengan SMA itu, mungkin maksudnya adalah Tenaga Menengah Farmasi atau lulusan SMF/SMK Farmasi.

Setelah lulus SMA atau SMK farmasi /  MA sederajat, kita bisa lanjut kuliah dengan ambil jurusan D3 Farmasi (Ahli Madya Farmasi / Analis Farmasi) atau langsung lanjut  S1 Farmasi.

Kalau goal kita adalah Apoteker, ada baiknya teman-teman ambil jurusan S1 Farmasi dan di kampus yang memang sudah ada Profesi Apotekernya. Karena di Indonesia,  jurusan Farmasi banyak sekali sedangkan Program Studi Profesi Apoteker hanya sedikit sekali.

Kalau goal kita menjadi tenaga teknis kefarmasian, program studi D3 farmasi sudah cukup. Kuliah lebih cepat dan langsung kerja.

Terus, apa aja sih yang dipelajari ketika kita ambil jurusan farmasi?

Jurusan Farmasi adalah jurusan yang mempelajari segala hal tentang obat. Mulai dari bahan kimia yang ada di dalamnya, proses pembuatan obat, proses pengemasan obat, fungsi dan kegunaan obat, efek samping obat, interaksi obat, nasib obat di dalam tubuh, bagaimana obat bisa berfek, sampai cara distribusi dan pengelolaan stok obat. Singkatnya, segala hal tentang obat akan dipelajari.

Farmasi butuh dasar yang kuat di bidang Kimia, Biologi dan Kesehatan. Sehingga anda harus suka dengan ketiga bidang ini.

Kosmetik juga salah satu bidang yang dipelajari di jurusan Farmasi.

Kuliah farmasi perlu banyak praktek laboratorium. Tidak jarang praktek ini menggunakan bahan berbahaya sehingga butuh kehati-hatian dan ketelitian yang tinggi. Biasanya disarankan untuk minum susu murni setelah selesai dari lab untuk mensterilkan kembali organ dalam tubuh yang kemungkinan terpapar zat kimia.

Intinya adalah, untuk menjadi seorang Apoteker, kita harus kuliah hingga Sarjana Farmasi lebih dulu baru lah kemudian bisa lanjut kuliah mengambil program studi Apoteker.

Semoga bermanfaat J

Dwi Ismayati, S. Farm., Apt